Hadary, Ferry (2008) ROMANTIKA CINTA ROBOTIKA.
Full text not available from this repository.Abstract
Jikalau Karl Capek, seorang penulis berkebangsaan Czech (Ceko) masih hidup, niscaya ia akan terkejut dengan perkembangan istilah �¢����robot�¢���� yang pernah diperkenalkannya. Bagaimana tidak? Hanya sekadar diawali dengan sebuah kisah komedi yang ditulisnya pada tahun 1921 yang berjudul Rossum�¢����s Universal Robot/RUR, tak disangka bahwa istilah tersebut begitu populer saat ini. Di kisah itu, ia bercerita tentang sebuah mesin yang tidak hanya dapat bergerak dan melakukan aktivitas seperti layaknya manusia, tetapi juga mampu bekerja terus menerus tanpa lelah serta keluh kesah. Memang, saat ini istilah robot begitu membumi. Walaupun teknologi robot itu sendiri semakin hari menjadi tak mudah untuk dipahami. Saat inipun robot tak lagi menjadi barang langka atau tak mungkin dimiliki oleh orang awam secara pribadi. Bahkan untuk kepentingan tertentu, robot yang ingin dimiliki dapat dirancang khusus menurut keinginan si pembeli. Terkadang robot terlihat seperti sebuah mesin yang kaku dan tidak cantik. Namun, tak jarang pula inspirasi pembuatan robot bisa diilhami dari lingkungan kita sehari-hari. Sebagai contoh, robot binatang yang menyerupai anjing peliharaan, Aibo, yang diproduksi oleh Sony. Menurut fungsinya, robot terdiri dari dua bagian, yaitu robot industri dan robot pelayan (service). Robot industri sering juga disebut arm robot atau manipulator karena lebih banyak berperan seperti layaknya tangan manusia. Robot ini banyak terdapat dalam pabrik perakitan mobil, yaitu sebagai penyambung (las) bagian-bagian kendaraan. Robot-robot industri jelas dikembangkan untuk membantu perusahaan mendapatkan keuntungan. Teknologi robot industri ini mencapai masa stabil pada tahun 1990-an. Perkembangan robot berikutnya ditujukan untuk sesuatu yang baru dan berbeda. Tujuannya hanyalah untuk �¢����hidup�¢���� dengan manusia. Atau, generasi ini menemukan �¢����kehidupannya�¢���� di tempat tinggal manusia, bahkan berinteraksi dengan manusia. Selama penulis pernah tinggal di Jepang untuk menyelesaikan program S2 dan S3, penelitian dasar yang dilakukan di banyak perguruan tinggi di Jepang juga berorientasi khusus pada pengembangan robot. Bahkan mungkin karena hal tersebut, terbitlah sebuah buku di Jerman, Der Roboter, yang berisi kartun sindiran tentang debu vulkanik yang berterbangan dari Gunung Fuji dan melemparkan robot-robot yang terbang ke luar serta kemudian mendarat di seluruh dunia. Kartun tersebut menggambarkan kesuksesan Jepang dalam pengembangan robot. Kesuksesan ini disebabkan oleh kesediaan pemerintah Jepang dan institusi akademik yang mau bekerjasama dalam mengembangkan teknologi yang dibutuhkan. Sebagai sebuah institusi pendidikan, Universitas Tanjungpura, juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Karena itu beberapa mahasiswa tingkat akhir di option Teknik Kendali (Control Systems and Robotics Research Group), Jurusan Teknik Elektro-Fakultas Teknik, juga mengambil tema tugas akhir/skripsi berupa perancangan robot. Ini adalah salah satu aplikasi dari mata kuliah Robotika yang telah diterima mahasiswa tersebut di Semester VII. Mereka kemudian banyak menghabiskan waktunya untuk merancang mobile robot yang dapat mengikuti garis (line follower), menghindari halangan (obstacle avoidance) bahkan memindahkan barang, dengan menggunakan mikrokontroler, motor DC dan tentu saja sensor. Dimana mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroller AT89S52 yang berfungsi sebagai �¢����otak�¢����, dan fungsi �¢����indra�¢���� digunakanlah sensor infra merah untuk mengikuti garis putih di lantai serta sensor ultrasonik untuk mendeteksi ruangan-ruangan yang ada di area kerja. Target ke depan, tentu saja tidak hanya untuk skripsi. Tetapi akan ikut serta berpartisipasi di Kontes Robot Cerdas Indonesia/KRCI. Jelas, teknologi robot sedemikian pesat kemajuannya hingga merambah ke negara-negara berkembang. Jika sebelumnya robot hanya dipekerjakan di pabrik, saat ini kita juga dapat melihat mereka di kantor, toko, rumah, berinteraksi dengan manusia, bahkan menjadi tim penolong di lokasi bencana. Tak perlu kaget jika nanti mengunjungi Kantor Pendaftaran Universitas Ilmiah Tokyo, karena kita akan disambut senyum manis dari sebuah robot berupa seorang gadis cantik. Gadis itu memang hanya dapat menggerakkan bagian tengah wajahnya dan memutar kepalanya ke samping. Tetapi ketika ia menggerakkan kepalanya dan melihat kita dengan ekspresi senang, sedih, marah, takut atau terkejut. Gadis cantik itu benar-benar terlihat seperti yang sesungguhnya. Untuk mereka yang hobi memelihara ikan di akuarium juga ada robot ikan yang dapat berenang seperti aslinya. Memiliki bentuk seperti ikan kakap, ikan mas atau sejenis ikan purba coelacanth yang memiliki panjang 83 cm, berat 13.5 kg dan dapat berenang hingga kecepatan 0.3 knots (sekitar 15 cm per-detik). Tentu kita dapat memeliharanya di rumah tanpa repot memberi makan. Walaupun untuk itu harus membayar uang sewa sekitar 58 juta per-minggu. Tak terbantahkan, interaksi antara manusia dengan robot diprediksi semakin hari akan semakin dekat. Bahkan robot pun dapat dirancang khusus untuk menjalin hubungan cinta dengan manusia yang bersedia menjadi kekasihnya. Dengan teknologi yang canggih, mengapa tidak? Awal perkenalan mungkin dimulai dengan menjadikan dirinya sebagai pasangan dansa yang elegan. Bukankah saat ini sudah ada Pasangan Robot Penari Ballroom (Partner Ballroom Dance Robot/PDBR) yang memiliki tinggi 165 cm dan berat 100 kg, dan dapat memberikan panduan pada tangan, lengan, pinggang serta patuh mengikuti tarian tanpa pernah menginjak kaki pasangannya. Sebelum berdansa, robot tersebut tidak hanya dapat memilih parfum terbaik yang akan dipakainya. Bahkan dengan menggunakan aplikasi sensor biomimetik ia akan dengan tepat menebak wangi parfum yang dipakai pasangan dansanya, seraya mungkin berkata, �¢����Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.�¢���� Robot juga tak akan pernah ngambek hanya karena momen-momen tertentu terlupakan oleh sang kekasih. Bahkan dengan setia ia akan tetap mencuci baju, membersihkan rumah dan pekarangan, membuat nasi goreng setiap pagi, memasak sayur asem, menggoreng krupuk melinjo hingga mengulek sambal terasi. Begitulah, robot yang telah dirancang khusus bahkan akan dapat memberikan nuansa dan romantika cinta bagi mereka yang bersedia menjadi kekasihnya. Dengan hanya satu warna �¢����kehidupan�¢���� yang serba monoton atau terprogram, robot tak akan sedikitpun membuat kecewa. Namun, manusia tak pula bisa lari dari fitrahnya. Bukankah kehidupan akan lebih indah jika terlukis dengan banyak warna? Jutaan warna yang membentuk emosi jiwa itu hanya lahir dari mereka yang memiliki hati. Dan hati tak akan pernah dimiliki robot yang walaupun dirancang sedemikian canggih. Karena itu, apakah ada seorang manusia yang ingin mengukir romantika cinta dalam kehidupannya dengan sebuah robot? Nah lho!!! *Penulis adalah Sekretaris Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Untan Catatan: Tulisan ini telah dimuat di Borneo Tribune, 10-11 April 2008.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Makalah |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:48 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:48 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/11708 |
Actions (login required)
View Item |