Juanda (2016) Jing dalam keeleganan berbahasa komunitas masyarakat Pandeglang Kota.
Full text not available from this repository.Abstract
Tulisan ini akan mengangkat sebuah fenomena emosi kebahasaan dalam sebuah kelompok masyarakat yang ada di Pandeglang-Banten. Kata jingkalau kita dengar di lingkungan terminal atau di lingkungan anak jalanan akan menimbulkan kesan kasar. Namun, dalam tulisan ini memiliki nuansa emosi yang berbeda. Jingdalam ekspresi di sini justru berkategori pada kosakata ranah suasana hati (emosi) yjing yang sering terlontar di lingkungan tertentu. Jingyang akan dikupas dalam tulisan ini merupakan sebuah katapanganteur yang justru tidak berkaitan dengan sebutan untuk binatang. Penggunaan kata jingbagi masyarakat Pandeglang yang bermigrasi ke kota merupakan sebuah imej positif bahwa dia sudah masuk dan berbaur dengan kelompok yang lebih elit. Kata Jing muncul dalam kelompok masyarakat yang berdomisili radius kurang lebih empat kilometer dari alun-alun Pandeglang, seperti Cadasari, Ciekek, dan Pasar Heubeul. Kata jing biasanya langsung digunakan oleh siswa yang sekolahnya bermigrasi ke sekolah yang ada di Pandeglang kota kota di sini bukan berarti kotamadia) atau anak-anak yang ikut saudaranya ke kota, atau beberapa yang menjadi pembantu di kota Pandeglang, hal ini dilakukan mereka sebagai bukti eksistensi diri bahwa mereka sudah berhijrah dari eudikannya/kampungan. Tulisan akan menyoroti mengapa kondisi ini muncul dalam kelompok sosial tersebut. Apa yang melatarbelakanginya dilihat dari aspek-aspek seperti sosial dan budaya.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | budaya, emosi, jing, sosial |
Subjects: | Member > djuanda1969@yahoo.com |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:37 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:37 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/2548 |
Actions (login required)
View Item |