Mohamad Ishaq, Usep Pendidikan Akhlak. Ellunar Publisher, Bandung. ISBN 978-623-204-472-2
This is the latest version of this item.
|
Text
Buku Pendidikan Akhlaq Usep Mohamad Ishaq Sampel.pdf Download (796kB) | Preview |
Abstract
Karya berjudul Kitāb Tahdhīb al-Akhlāq ini sebenarnya telah kita ketahui keberadaannya sejak lama, bahkan ia menjadi salah satu rujukan saya sendiri saat melakukan penelitian di RZS-CASIS UTM. Ketika itu memang telah banyak yang dirasakan di dalamnya amat sejalan dengan pemikiran Ibn al-Haytham baik dari segi gagasan, istilah, maupun ungkapan-ungkapan yang digunakan. Selain buku lainnya yang memiliki judul serupa yaitu Tahdhīb al-Akhlāq karya Ibn Miskawayh, buku Tahdhīb al-Akhlāq yang ini seringkali disandarkan kepada Yaḥyā Ibn ʿAdī seorang ahli logika dan filsuf Jacobite terkemuka terutama oleh para sarjana orientalis Barat. Demikianlah yang saya ketahui tentang penisbatan karya tersebut bahkan sampai beberapa waktu setelah penerbitan terjemahan saya terhadap karya Ibn al-Haytham Kitāb Thamarah al-Ḥikmah pada awal tahun 2020 ini. Kitāb Tahdhīb al-Akhlāq baru-baru ini diterbitkan kembali dengan penisbatan kepada Ibn al-Haytham dan disunting kembali oleh Nasīm al-Hawārī melalui penerbit Dār al-Maʿārif Kairo akhir tahun 2019. Ini merupakan langkah ilmiah yang cukup berani dan mengejutkan setidaknya bagi saya sendiri; pertama, karena selama ini karya tersebut lebih dikenal penisbatannya terutama kepada Yaḥyā Ibn ʿAdī meskipun ada beberapa pendapat yang selama ini dianggap lemah, terutama oleh kalangan orientalis, yang menisbatkannya kepada penulis lain seperti al-Jāḥiẓ, Muḥyī’ddīn ibn ʿArabī, termasuk al-Ḥasan ibn al-Haytham sendiri. Kedua, penerbitan kembali Kitāb Tahdhīb al-Akhlāq ini harus mengubah pandangan bahwa karya-karya Ibn al-Haytham dalam bidang-bidang selain matematika dan sains alam tidak dapat lagi diperoleh setidaknya hingga saat ini. Saya sendiri telah menuliskan anggapan ini dalam pengantar terjemahan Kitāb Thamarah al-Ḥikmah bahwa Kitāb Thamarah al-Ḥikmah mungkin merupakan karya Ibn al-Haytham satu-satunya yang dapat diperoleh dalam bidang “filsafat”. Bahkan sebenarnya buku tersebut pun merupakan pengantar untuk ilmu geometri. Ketiga, penerbitan ini sekaligus memberi tambahan hujah atas penolakan terhadap mereka yang selama ini menganggap sosok Ibn al-Haytham hanyalah seorang saintis semata bahkan ditokohkan sebagai model “saintis modern” dalam pengertian bahwa beliau merupakan saintis yang sekular yaitu memisahkan sains sama sekali dari agama, tidak memiliki tujuan-tujuan metafisis dalam penyelidikan sainsnya, menganut sejenis positivisme dan empirisisme, tidak berminat dan tidak peduli dalam kajian filsafat, dan lain-lain. Karya ini, bersama karya yang sebelumnya telah kami terjemahkan, adalah hujah yang tidak lagi bisa dibantah bahwa Ibn al-Haytham memang bukan sekadar saintis dan ahli matematika besar yang dimiliki dunia, tetapi juga seorang sosok filsuf yang jauh dari anggapan-anggapan semacam itu. Pemikirannya justru patut menjadi teladan para saintis muslim di masa modern ini yang masih terlihat gamang dan bingung meletakkan “ilmu agama” dan “filsafat” di satu sisi dan sains atau matematika di sisi lain. Terima kasih kepada pengelola penjualan buku di Mesir Maktabah Falsafah (ustadz Ahmad Syaibani Ramli) yang pertama kali memperlihatkan buku ini. Pendidikan Akhlak adalah terjemahan dari Kitāb Tahdhīb al-Akhlāq karya Ibn al-Haytham (965-1038 M). Karya Ibn al-Haytham ini telah lama dinisbatkan kepada penulis lain dan baru-baru ini disunting kembali dan diterbitkan dalam bahasa Arab dengan penisbatan kepada Ibn al-Haytham, seorang saintis dan ahli matematika yang besar. Buku Pendidikan Akhlak ini merupakan terjemahan pertama dari Kitāb Tahdhīb al-Akhlāq dalam bahasa Indonesia-Melayu. Karya-karya sains dan matematika Ibn al-Haytham amat penting dan monumental. Ibn al-Haytham sendiri disebut sebagai perintis camera obscura yang merupakan cikal bakal kamera saat ini; Ia juga memperkenalkan nama bagian-bagian mata yang kita kenal melalui terjemah Latinnya di dalam buku-buku Biologi modern. Ia meredakan polemik beratus tahun lamanya tentang teori penglihatan; memunculkan permasalahan klasik dalam matematika di mana dunia mengenalnya sebagai Alhazen’s Problem yang baru dapat dipecahkan secara eksak pada 1997 lalu oleh matematikawan Oxford Peter Neumann dan yang lebih penting ia juga disebut Robert Briffault dan ramai sarjana Timur maupun Barat sebagai peletak dasar metoda saintifik yang digunakan masyarakat sains saat ini. Ahli astronomi berkebangsaan Polandia Johannes Hevelius (1611-1687) dalam karya astronominya Selenographia Sive Lunae Descriptio pada 1647 menggambarkan ilustrasi Ibn al-Haytham berdampingan dengan Galileo yang sedang memegang teleskop sebagai simbol eksperimen, sementara Ibn al-Haytham memegang gambar-gambar geometris sebagai lambang dari pembuktian matematis. Pada tahun 1651 Gianbattista Riccioli menerbitkan sebuah buku berjudul Almagestum Novum yang memuat peta permukaan bulan, ia menamakan sebuah kawah bulan sekitar 32 kilo meter lebarnya yang berada di koordinat 15.9°N 71.8°E sebagai Alhazen. Meskipun demikian, tidak banyak yang mengenal sisi Ibn al-Haytham sebagai seorang filsuf. Hal ini karena banyak karya-karya beliau dalam bidang filsafat tidak dapat ditemukan hingga saat ini. Selain Kitāb Thamarah al-Ḥikmah yang sudah diterjemahkan sebelumnya, buku ini merupakan karya Ibn al-Haytham dalam bidang filsafat khususnya etika yang sebenarnya masih amat terkait dengan Kitāb Thamarah al-Ḥikmah. Buku ini berisi suatu panduan ringkas, teoretis dan praktis, untuk mencapai manusia seutuhnya atau al-insān al-tamm. Keberadaannya amat penting karena ia merupakan karya langka beliau yang mengulas masalah filsafat etika. Bagi pembaca umum, ia memberikan gambaran lain dari seorang saintis dan matematikawan besar ini. Sekali lagi ini menunjukan kebesaran para sarjana muslim di masa lalu yang selain pakar dalam bidang-bidang sains dan matematika tetapi juga berpengetahuan luas dan dalam dalam masalah-masalah falsafah termasuk di dalamnya etika yang mencerminkan konsep bangunan ilmu pengetahuan yang khas dibandingkan dengan konsep ilmu pengetahuan modern saat ini.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Collections Collections > Koleksi Perpustakaan Di Indonesia E-Books |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer > Teknik Komputer (S1) |
Depositing User: | DR Usep Mohamad Ishaq |
Date Deposited: | 19 Apr 2022 04:01 |
Last Modified: | 19 Apr 2022 04:02 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/69134 |
Available Versions of this Item
- Pendidikan Akhlak. (deposited 19 Apr 2022 04:01) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |