Dersa, Fransiskus (2006) PERANCANGAN FESTIVAL TARIAN CACI KABUPATEN MANGGARAI -NTT. Diploma thesis, Universitas Komputer Indonesia.
Full text not available from this repository.Abstract
Kebudayaan merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kita. Setiap orang memahami kebudayaan. Kebudayaan ini sering dipraktekan dengan baik, namun juga dipraktekan secara salah. Kebudayaan itu sendiri merupakan hasil karya manusia. Karena manusia itu merupakan kesatuan maka segala karya ciptanya dicap kesatuan juga. Kesatuan manusia tidaklah sempurna, dia selalu ada dalam jalan integarsi diri semakin utuh. Menurut E.B. Tylor yang dikutip oleh Harsojo, kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (Harsojo. 1971:92) Lebih lanjut Harsojo mengatakan dalam masyarakat kebudayaan sering diartikan sebagai general body of the arts yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, ilmu pengetahuan dan filsafat, atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Kebudayaan itu didapat dan diteruskan secara sosial dengan dipelajari, karena kebudayaan adalah segala yang diciptakan, segala yang dikarsakan dan segala yang dirasakan oleh manusia. Yang dapat dipelajari secara sosial yaitu dapat dinyatakan, diujudkan dalam bentuk lambang atau tanda. Subyek kebudayaan sebenarnya bukanlah manusia, melainkan golongan, masyarakat, bangsa. Manusia yang merupakan salah satu unsur bagi terciptanya satu kebudayaan sudah terpengaruh oleh angin perubahan. Perubahaan ini membawa dampak yang memungkinkan hilangnya kebudayaan lokal. Warisan sejarah dan budaya itu khas akan keanekaragaman serta tingginya kemampuan cipta, rasa, dan karsa para leluhur masa lalu, hasil budaya masa lalu itu bernilai sosial, kemasyarakatan, pendidikan serta religi sangat tinggi. (Bagul. 2005:69) Warisan sejarah dan budaya diekspresikan dalam berbagai bentuk seperti benda-benda purbakala, ragam upacara adat, jenis-jenis tari-tarian dan keseniaan, dan bahkan secara filosofis-simbolik dalam bentuk rumah-rumah adat. Salah satu sejarah budaya yang diangkat adalah Tarian Caci. Tarian Caci adalah sejenis tarian atau permainan ketangkasan yang berasal dari Manggarai Nusa Tenggara Timur. Tarian ini merupakan tarian perang yang hanya dilakukan oleh kaum pria. Kedua pemain bersikap sebagai lawan dan menggunakan cemeti satu lawan satu untuk menunjukan ketangkasan. Diiringi oleh suara musik gong dan gendang untuk memberi semangat kepada penari Caci. Tarian caci yang merupakan hasil dari kebudayaan dan merupakan warisan leluhur semakin lama ditinggalkan oleh masyarakat Manggarai khususnya generasi muda sekarang. Dari data yang diperoleh dari hasil wawancara pada 200 anak usia 12 sampai dengan 21 tahun, hampir 50 % anak muda di Manggarai belum pernah melihat pertunjukan Caci, dan hampir 70 % yang belum pernah ikut terlibat dalam pertunjukan Tarian Caci. Berbagai alasan yang mereka sampaikan diantaranya karena tidak adanya pertunjukan Caci dilingkunganya, dan orang tua mereka tidak pernah mengajarkan dan memperkenalkan kepada mereka tentang Tarian Caci. Sehingga anggapan mereka tentang tarian caci hanya sebatas dikenang dan tidak perlu dilestarikan. Dari pihak orang tua data yang diperoleh bahwa tidak ada waktu untuk mengajar dan mempertunjukan Tarian Caci. Menurut mereka Tarian Caci membutuhkan waktu banyak, tenaga, pikiran sehingga meraka tidak sanggup. Data yang diperoleh dari empat desa, dimana setiap desa memiliki rumah adat dan dikepali oleh yang dituakan (Tua gendang) mengakui bahwa tidak adanya pertunjukan Tarian Caci karena tidak ada kesempatan untuk pertunjukan. Setiap orang memiliki kesibukan masing-masing yang lebih menguntungkan. Seiring dengan kurangnya pertunjukan Tarian Caci dengan demikian peralatan caci semakin tidak terawat dan berkurang. Tempat untuk pertunjukan Tarian Caci biasanya didepan rumah adat (Mbaru Gendang) dan tempat itu dikeramatkan, karena tempat atau lapang tersebut hanya untuk digunakan upacara adat, dari enam Mbaru Gendang hanya satu yang masih dipertahankan fungsinya. Sementara yang lain sudah dirubah fungsinya menjadi jalan, atau dibuat rumah. (wawancara 2005) Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan dapat berasal dari dalam masyarakat sendiri yang ditimbulkan oleh discovery dan invention. Yang dimaksud dengan discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan atau setiap penemuan baru, invention adalah penerapan pengetahuan dan penemuan baru itu. Selain itu perubahan dari luar masyarakat seperti difusi atau penyebaran kebudayaan. (Harsojo. 1971:92) Jakob Utama, seorang budayawan terkemuka yang dikutip oleh Sachari, berpendapat bahwa sebab utama terjadinya perubahan budaya adalah reintegrasi baru dari berbagai sektor kehidupan. Dengan adanya nilai-nilai baru yang datang dari luar yang menyebabkan kebudayaan lama hilang.(Sachari. 2005:86) Lebih lanjut Sachari berpendapat bahwa sebab utama lainnya yang memunculkan perubahan budaya adalah adanya proses idiologi yang merubah mental kebudayaan lama menjadi mental kebudayaan baru ataupun terjadinya perubahan dalam lapisan sosial kebudayaan, kekuasaan, hingga pertumbuhan ekonomi. Selain itu perubahan berasal dari pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru dan akibat penyesuaian terhadap cara hidup yang baru. Sebab lain yang mendasari terjadinya perubahan adalah hancurnya tata nilai, dan kontradiksi kultural. Pengaruh budaya luar yang selalu memberi kemudahan bagi manusia merupakan faktor utama mengapa manusia meninggalkan budaya lama. Selain itu kebudayaan akan berubah atau ditinggalkan seirama dengan perubahan hidup masyarakat. Salah satu cara untuk membangkitkan kembali budaya lama adalah dengan proses inkulturasi dan akulturasi. Inkulturasi adalah setiap pelaku kebudayaan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan kebudayaan yang terjadi. Sedangkan akulturasi merupakan proses pertemuan dua kebudayaan yang berbeda, dan masing-masing dapat menerima nilai-nilai bawaannya. .(Sachari. 2005:88) Kebudayaan dipandang sebagai sekolah umat manusia maka dapat juga dinamakan pendidikan terus-menerus, pendidikan di sekolah ini tak ada tamatnya sepanjang sejarah hubungan antara manusia dan kekuasaan diatur oleh rencana-rencana baru. (Van Peursen. 1988:24) Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa untuk melestarikan dan mempertahankan budaya lama, dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dengan proses belajar, kesempatan yang diberikan, serta saling mendukung antara satu dengan yang lain. Untuk memperkenalkan budaya lama ke generasi muda selain proses belajar, dapat juga dilakukan dengan membuat sebuah acara tahunan atau pagelaran. Pagelaran ini dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan. Kesuksesan pagelaran atau festival ini tidak terlepas dari media yang tepat dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Media sebagai salah satu unsur bauran promosi memegang peranan penting sebagai sarana untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi. Dengan adanya media diharapkan festival Tarian Caci banyak diikuti dan disaksikan oleh masyarakat Manggarai khususunya generasi muda, sehingga festival itu dapat berguna untuk mempertahankan dan melestarikan Tarian Caci. Suatu media dalam festival Tarian Caci yang bertujuan menghidupkan kembali budaya Tarian Caci, merupakan ujung tombak dalam menyampaikan pesan. Karena itu diharapkan rancangan media yang baik dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengajak masyarakat Manggarai dan semua pihak untuk berpartisipasi dan turut serta dalam festival Tarian caci. Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas maka penulis mengangkat tema tentang budaya lama yaitu “Festival Tarian Caci Manggarai”
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | S1-Final Project > Fakultas Desain > Desain Komunikasi Visual > 2006 |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Desain > Desain Komunikasi Visual (S1) |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:43 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:43 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/7624 |
Actions (login required)
View Item |