Ludi Ruchimat, Dede (2007) PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN & APARTEMEN PALAZZO JL. BENYAMIN SUEB, KEMAYORAN - JAKARTA.
Full text not available from this repository.Abstract
Kesibukan dalam pekerjaan membuat banyak orang tidak mempunyai banyak waktu luang untuk mempersiapkan segala kebutuhan sehari-hari, yang mau tidak mau harus mereka penuhi. Kondisi, situasi, dan keadaan masyarakat yang demikian menyebabkan mereka lebih memilih suatu tempat yang menyediakan berbagai jenis kebutuhan hidup (one stop service). Selain lebih efisien, lebih efekfit karena merupakan penghematan waktu dan tenaga. Apartement dan Rukan PALAZZO didirikan agar dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Jakarta, yakni suatu tempat yang menyediakan segala kebutuhan dari tempat tinggal, perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Sesuai dengan tujuan pembangunan Palazzo, “THE MOST LUXURIOUS RESIDENCE AT KEMAYORAN”. Dilengkapi dengan infrastruktur bintang 5 (lima) dan dikelilingi oleh berbagai fasilitas bertaraf Internasional, Palazzo merupakan sebuah konsep baru dalam kehidupan modern. Palazzo terletak di lokasi paling strategis di Jakarta. Palazzo merupakan satu-satunya hunian di kawasan Kemayoran yang mempunyai akses langsung dengan Jl. Benyamin S. dan hanya 5 menit dari gerbang tol dalam kota. Apartemen Palazzo cukup strategis dibangun di kawasan bekas Bandara Kemayoran yang dalam jangka waktu tidak terlalu lama segera akan berubah menjadi kawasan komersial terbesar di Jakarta. Kawasan tersebut menjadi cukup menarik bagi sejumlah pengembangan karena adanya perencanaan pemerintah untuk mengubah peruntukan kawasan itu menjadi kawasan komersial yang meliputi, kawasan pendidikan, perdagangan, trade center, permukiman eksklusif, dan pusat pameran internasional. Selain menawarkan unit apartemen siap huni, pengembang juga menawarkan 51 unit ruko eksklusif dengan harga bersaing. Palazzo diyakini akan menarik minat para pembeli (buyer) yang menginginkan hunian dan tempat usaha yang layak. The Palazzo memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya Pertama, letaknya yang persis di jantung Kota Baru Bandar Kemayoran di ujung jalan utama Kemayoran. Kedua, Kemayoran sendiri memiliki tata ruang dan infrastruktur yang sangat baik diantaranya jaringan kabel listrik dan telepon bawah tanah, saluran drainase di sepanjang jalan kawasan Kemayoran sehingga bebas banjir. 1.1 Latar Belakang Bagi investor, membeli apartemen merupakan salah satu bentuk alternatif investasi yang menjanjikan gain lumayan di tengah kecenderungan menurunnya suku bunga perbankan. Investor mengalihkan portofolio investasinya dari deposito di bank ke apartemen. Selain itu, dengan membeli apartemen, si pemilik juga mempunyai alternatif hunian jika sewaktu-waktu Jakarta disergap banjir lagi atau kalau kawasan permukimannya menjadi tidak aman. Banjir pasokan apartemen belakangan ini merupakan gejala yang menarik. Selain sebagai upaya menangkap peluang bisnis, pembangunan apartemen secara massal juga bisa dipandang sebagai upaya para pengembang “memvertikalkan” Jakarta. Para pengembang tampaknya belajar dari kota-kota dunia, seperti London, New York, Tokyo, Paris, Hongkong dan Singapura. Mereka berusaha menjadikan Jakarta sebagai sebuah kosmopolitan yang tak kalah dengan luar negeri. Karena lahan di pusat kota sudah sangat terbatas, alternatif pembangunan yang ditempuh adalah membangun gedung-gedung. Sasaran pasar apartemen yang dibangun pada umumnya adalah untuk kelas menengah atas berbeda dengan di Singapura yang pada mulanya membangun apartemen untuk kelas menengah bawah. Kaum berduit ini pada awalnya membeli apartemen untuk investasi, bukan untuk dihuni sendiri, karena mereka sudah memiliki rumah (landed houses) di tempat lain. Karena itu, unit apartemen yang ada lebih banyak disewakan, terutama kepada para ekspatriat, yang memang sudah terbiasa tinggal di apartemen. Baru belakangan ini mulai tumbuh kebiasaan tinggal di apartemen, terutama setelah banjir besar melanda Jakarta tahun 2000, yang ikut meredam perumahan mewah, seperti Kelapa Gading dan Pluit. Para penghuni apartemen lainnya adalah kalangan artis dan kaum profesional muda, yang enggan menghuni rumah di pinggiran Jakarta karena problem kemacetan lalu lintas yang kian akut. Angka potensi permintaan akan terus bertambah yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, pertumbuhan penduduk Kota Jakarta kini mendekati titik nadir, bahkan di beberapa kawasan pertumbuhan penduduknya mulai minus. Hal ini terjadi karena para penghuni rumah di kawasan elite, seperti Menteng dan Kebayoran Baru, kebanyakan adalah orang-orang kaya lama (yang usianya sudah tua), dengan penghuni rata-rata berjumlah 8 orang. Rumah di kawasan itu kini beralih kepada orang kaya baru yang usianya lebih muda dengan penghuni rata-rata 4-5 orang. Kedua, ekspansi pembangunan kawasan komersial (mal, kafe, hotel, ruko, rukan, dan restoran) di Jakarta dalam 10 tahun terakhir telah mendorong terjadinya perubahan peruntukan lahan yang semula untuk permukiman menjadi untuk kawasan komersial. Dengan demikian, dari tahun ke tahun kawasan komersial di Jakarta makin bertambah luas dan semakin menggeser penduduk kota ke pinggiran Jakarta. Pada saat bersamaan, pembangunan kawasan komersial ini membutuhkan pekerja-pekerja dari kalangan terdidik, yang justru sebagian besar bertempat tinggal di pinggiran Jakarta. Kesimpulannya, dari tahun ke tahun penduduk Jakarta akan terusir makin ke pinggir. “Tergusurnya” penduduk Jakarta ke pinggiran itu hanya bisa ditangkal jika ada pembangunan apartemen dengan harga yang terjangkau.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Laporan Kerja Praktek > Fakultas Teknik > Teknik Sipil > 2005 |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:44 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:44 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/8733 |
Actions (login required)
View Item |