Saptono, Heru (2007) TINJAUAN PROSEDUR PELUNASAN PIUTANG PUTUS PADA PT. MULTI GARMENJAYA.
Full text not available from this repository.Abstract
Pada saat ini di Indonesia banyak orang yang berlomba-lomba untuk membuat usaha sendiri karena perkembangan dunia usaha semakin pesat. Berbagai jenis perusahaan banyak yang bermunculan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, bidang industri, maupun bidang perusahaan. Perusahaan yang semakin besar akan menghadapi berbagai masalah yang timbul dan mempengaruhi prosedurnya yang bersifat internal maupun eksternal. Masalah yang ekstern yang paling utama adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil, seperti pada saat ini pasti perusahaan akan merasakan akibat dari masalah keuangan dan permodalan. Perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Dengan demikian, perusahaan bisa memberikan kesehjateraan yang lebih kepada karyawan dan pemilik perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Dan semua itu tergantung pada prosedur yang dilakukan oleh perusahaan dengan baik dan benar, sehingga data-data yang diperoleh adalah nyata sesuai kejadian yang dapat dipercaya kebenarannya. Di dalam suatu perusahaan sering kali kita jumpai bermacam aktivitas, diantaranya aktivitas penjualan, yaitu penjualan kredit dimana akan menimbulkan piutang dagang. Untuk mengetahui sejauh mana piutang yang timbul dari penjualan kredit, maka diperlukan suatu prosedur piutang yang timbul dari penjualan kredit yang dapat merekam seluruh kegiatan perusahaan yang mencakup masalah jumlah pendapatan penjualan menurut jenis yang dijual selama jangka waktu tertentu, nama dan alamat pelanggan, serta kualitas produk yang dijual. Penjualan barang adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam pelaksanaan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah pasti perusahaan lebih menyukai jika transaksi dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut akan segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Dari pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari penjualan tunai. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak yaitu pihak kreditur dan debitur. Pihak Kreditur adalah pihak yang menjual barang dan memperoleh piutang, dan Pihak Debitur adalah pihak yang melakukan pembelian dan mempunyai utang kepada pihak kredit. Dengan adanya prosedur piutang, maka perusahaan menerapkan pelunasan piutang putus untuk menjamin tercapainya suatu pengendalian piutang dagang. Piutang putus adalah penjualan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan yang tidak memiliki retur atau tidak ada pengembalian barang ataupun pengembalian uang (kebijakan perusahaan PT. Multi Garmenjaya). Pelunasan tersebut difasilitasi oleh program CRV ( Cash Receipt Voucher ) yang bekerja secara otomatis menghasilkan laporan CRV yang berisi tagihan-tagihan, retur dan biaya-biaya yang telah terjadi. Dengan laporan CRV tersebut akan memudahkan karyawan untuk mengerjakan prosedur pelunasan piutang putus. Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan mencoba membahasnya dalam laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul : “Tinjauan Prosedur Pelunasan Piutang Putus pada PT. Multi Garmenjaya”
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Laporan Kerja Praktek > Fakultas Ekonomi > Akuntansi > 2006 |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ekonomi > Akuntansi (S1) |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:45 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:45 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/9197 |
Actions (login required)
View Item |