Saraswati, Eka and Dra and Si, M (2000) PERGOLAKAN JIWA TOKOH HIROKO DAN SRINTIL DALAM KEHIDUPANNYA SEBAGAI WANITA PENGHIBUR.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian yang berjudul "PERGOLAKAN JIWA TOKOH HIROKO DAN SRINTIL DALAM KEHIDUPANNYA SEBAGAI WANITA PENGHIBUR (Sebuah Studi Analisis Psikologis NovelNamaku Hiroko Karya Nh. Dini dan Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Bianglala Karya Ahmad Tohari) ini mencoba mengemukakan permasalahan kejiwaan yang dihadapi tokoh utamanya yaitu Hiroko dan Srintil.Nh. Dini dan Ahmad Tohari merupakan dua novelis yang sering dibicarakan oleh pengamat sastra. Nh. Dini merupakan novelis wanita yang produktif sedangkan Ahmad Tohari merupakan novelis pria muda yang berbakat. Novel-novelnya telah sering dibicarakan dan mendapat penghargaan dalam dan luar negeri di antaranya Sea Write Award.Novel Namaku Hiroko karya Nh. Dini menceritakan kehidupan penari kabaret di Jepang sedangkan novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari menceritakan kehidupan ronggeng di Indonesia. Keduanya menceritakan tentang kehidupan wanita penghibur. Di dalam penelitian ini penulis menganalisis kedua novel tersebut dari segi psikosastra karena menganggap kehidupan wanita penghibur merupakan kehidupan yang kompleks. Adapun segi-segi kejiwaan yang dianalisis adalah segi perkembangan mental, motif, kepribadian dan struktur batin.Berdasarkan hasil analisis tergambar bahwa Hiroko dan Srintil termasuk ke dalam perkembangan mental remaja. Keduanya harus menjalani kehidupan orang dewasa dengan terpaksa. Dari segi motif dapat dikatakan bahwa motif Hiroko menjadi penari kabaret hanya semata-mata bermotifkan penghidupan untuk kemewahan diri sedangkan Srintil menjadi wanita penghibur karena tuntutan dari masyarakat.Jenis kepribadian yang mereka miliki berbeda. Hiroko memiliki kepribadian sanguinis artinya dalam menjalani hidupnya berlandaskan masa sekarang tanpa memikirkan masa lalu dan masa depan. Dia menganut kehidupan bebas. Emosinya dangkal tidak pernah memikirkan norma-norma masyarakat yang berlaku yang penting dia dapat menikmati hidupnya dengan menyenangkan. Sedangkan Srintil termasuk ke dalam kepribadian perasa karena sering dia mengolah sendiri perasaannya sehingga ketika dia merasa kecewa dengan perlakuan pria yang diharapkan dapat membantunya dia kehilangan akal dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa.Adapun dari segi struktur batin keduanya termasuk ke dalam struktur terpisah karena tidak mendapatkan pendidikan masalah etis dari pendidiknya mereka kehilangan arah hidup. Mereka tidak terlalu beban dalam menjalani kehidupannya sebagai wanita penghibur.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Collections > Koleksi Perpustakaan Di Indonesia > Perpustakaan Di Indonesia > JIPTUMM > Research Report > Education > Literature And Bahasa Indonesia |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:35 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:35 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/982 |
Actions (login required)
View Item |