EVALUASI PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSIPADA PERUSAHAAN KAYU PT. INDOPRIMA INDUSTRINDO SURABAYA EVALUASI PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSIPADA PERUSAHAAN KAYU PT. INDOPRIMA

Andi and Supriyanto (2002) EVALUASI PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSIPADA PERUSAHAAN KAYU PT. INDOPRIMA INDUSTRINDO SURABAYA EVALUASI PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSIPADA PERUSAHAAN KAYU PT. INDOPRIMA.

Full text not available from this repository.
Official URL: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=rea...

Abstract

ABSTRAKSIPenelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan kayu PT. Indoprima Industrindo Surabaya yang berlokasi di Jl. Gardu Induk PLN no. 5 Margomulyo Tandes ,Surabaya dengan judul “ EVALUASI PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KAYU PT. INDOPRIMA INDUSTRINDO SURABAYA “.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan biaya standar pada perusahaan kayu PT. Indoprima Industrindo Surabaya dalam usahanya mengendalikan biaya produksi sudah baik.Sedang analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa selisih. Adapun yang di analisa adalah selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung, dan selisih biaya overhead pabrik.Berdasarkan hasil perhitungan yang sesuai dengan data yang diberikan perusahaan terdapat selisih antara biaya standar bahan baku dengan realisasi biaya bahan baku, untuk tahun 2000 sebesar Rp. 612.700.000,- (UF), dan tahun 2001 sebesar RP. 363.750.000,- (UF). Untuk biaya tenaga kerja langsung terdapat selisih RP. 54.957.600,- (UF) untuk tahun 2000 dan RP. 39.451.860,- (UF) untuk tahun 2001. Sedangkan pada biaya overhead pabrik pada tahun 2000 dan tahun 2001 terdapat selisih sebesar RP. 979.000,- (UF) dan RP. 754.780,- (UF).Dilihat dari perkembangan penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin menurunnya selisih yang terjadi dalam ketiga elemen biaya produksi pada tahun 2000 dengan tahun 2001.Adanya perbedaan yang cukup besar pada bahan baku dikarenakan adanya faktor harga bahan baku yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.Selisih biaya tenaga kerja langsung terjadi karena adanya keterlambatan bahan baku, adanya karyawan yang sering tidak masuk kerja, adanya tuntutan dari karyawan atas kenaikan gaji dengan aksi mogok kerja.Sedangkan selisih BOP terjadi karena perusahaan kurang mengontrol penggunaan biaya overhead pabrik, adanya kenaikan biaya variabel.Berdasarkan proses penelitian dan penganalisaan data maka penulis dapat menyarankan agar dalam menentukan standar biaya bahan baku juga memasukkan faktor – faktor yang memungkinkan dapat harga bahan baku. Dalam penentuan upah standar juga harus berdasarkan kesepakatan dengan serikat buruh karena adanya tuntutan dari karyawan atas kenaikan upah setiap tahun. Dan perusahaan sebaiknya lebih teratur dalam melakukan analisis untuk menghindari kerugian – kerugian serta untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi lebih dini sehingga dengan cepat penyimpangan tersebut dapat diatasi.

Item Type: Article
Subjects: Collections > Koleksi Perpustakaan Di Indonesia > Perpustakaan Di Indonesia > JIPTUMM > S1-Final Project > Dept. Of Accounting > 2002 > Even Semester
Divisions: Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM
Depositing User: Admin Repository
Date Deposited: 16 Nov 2016 07:38
Last Modified: 16 Nov 2016 07:38
URI: http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/3150

Actions (login required)

View Item View Item