FUNGSI PERILAKU ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROPINSI JAWA BARAT

Puteranova, Sandi (2007) FUNGSI PERILAKU ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROPINSI JAWA BARAT.

Full text not available from this repository.
Official URL: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=rea...

Abstract

Organisasi pada intinya merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub-sub sistem yang memiliki hubungan secara stuktural dan fungsional dalam melaksanakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini organisasi dipandang sebagai suatu kegiatan dua orang atau lebih yang terpadu pada hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan. Perilaku organisasi dapat dikatakan sebagai penelaah tentang individu dan kelompok dalam lingkungan organisasi. Dalam pengertian tersebut perilaku organisasi sangatlah luas, oleh karena itu penelaahnya diperlukan mengkonsentrasikan pada salah satu pandangan perilaku organisasi. Pandangan perilaku terbagi dalam tiga bagian yaitu pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Dalam hal ini, peneliti lebih memusatkan perhatian pada perilaku individu sebagai manusia dan sekaligus anggota dari suatu organisasi. Organisasi baik organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam melaksanakan kegiatan dan tugasnya tidak terlepas dari adanya faktor manusia atau pegawai. Pegawai merupakan sumber tenaga kerja yang penting peranannya dan merupakan unsur utama dan penentu bagi berhasil atau tidaknya suatu usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pegawai yang diharapkan organisasi tentunya, adalah pegawai yang dapat bekerja produktif, yaitu yang berkemampuan untuk menghasilkan hasil kerja yang optimal seperti yang direncanakan. Karenanya, pegawai harus dapat didayagunakan secara optimal sehingga keberdayaannya dapat dirasakan dan bermanfaatkan bagi organisasi. Proses pencapaian tujuan tersebut memerlukan pemimpin yang dapat menggerakan bawahannya, sehingga bawahan mau bekerja sesuai dengan kapasitas yang maksimal, loyalitas yang tinggi atas dasar kesadaran yang timbul dari dalam dirinya. Oleh karena itu, hubungan kerja pimpinan dengan pimpinan, pimpinan dengan bawahan, atau pun bawahan dengan bawahan secara timbal balik dikehendaki berlangsung harmonis sehingga mereka bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya, dengan kata lain, asas pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung efisien. Pimpinan mewakili sistem administrasi atau sistem manajemen, peranan mereka adalah mendayagunakan perilaku organisasi untuk meningkatkan hubungan orang terhadap berlangsungnya proses berorganisasi, sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif untuk memotivasi orang-orang, bekerjasama secara produktif, dan menjalin orang-orang yang efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Perilaku organisasi yang sehat memang tidak mudah untuk diciptakan, karena memerlukan kerjasama dan saling pengertian antara atasan dan bawahan, agar terciptanya arus komunikasi baik yang vertikal maupun horizontal, sehingga tercipta hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pihak para pegawai dan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Tetapi pada kenyataan fenomena yang sering terjadi pada saat ini adalah adaya konflik antar individu dalam suatu organisasi terutama antara pegawai dengan pimpinannya tersebut. Contoh nyata yang banyak terjadi di Indonesia adalah maraknya aksi demontrasi karyawan, seperti misalnya PT.. Dirgantara Indonesia (DI). Penyebab utama terjadinya hal tersebut diprediksi karena adanya suatu kesenjangan apa yang diharapkan oleh karyawan dengan kenyataan yang terjadi di perusahaan atau organisasi. Pimpinan suatu organisasi tidak menyadari arti penting unsur Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mencapai tujuannya. Banyak organisasi yang tidak memperhatikan kesejahteraan pegawainya seperti dalam hal pemberian gaji, tunjangan, waktu kerja, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan oleh pegawai. Sehingga hal tersebut melatar belakangi adanya Gerakan Serikat Buruh yang secara langsung ataupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perilaku individu dalam organisasi atau pun perusahaan. Secara umum, paparan tersebut hanya sebagai keterkaitan awal peneliti dalam pengambilan kosentrasi perilaku organisasi, yang dijadikan titik pokok dalam pnelitian ini. Adapun pun secara khusus dalam penelitian ini lebih disesuaikan dengan permasalahan perilaku organisasi yang terjadi pada objek penelitian, yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Barat. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Barat sebagai organisasi dan institusi negara, yang mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan dan pembinaan pegawai dan tenaga kerja, organisaso, dan ketatalaksanaan di Subbagian Hukum dan Kepegawaian BKKBN Propinsi Jawa Barat. Maka dalam proses pemerintahannya aspek perilaku organisasi merupakan salah satu aspek yang mungkin akan memberikan pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawainya terhadap masyarakat. Konsep perilaku organisasi yang harus dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah dalam peningkatan prestasi kerja pegawai, khususnya pada BKKBN Propinsi Jawa Barat. Dalam hal ini penanaman pemahaman nilai-nilai perilaku organisasi dengan baik kepada setiap aparatur pemerintah akan dapat menunjang sekali didalam proses peningkatan prestasi kerja terhadap pegawai, untuk itu pemahaman perilaku organisasi perlu ditanamkan pada setiap pegawai, agar prestasi kerja dan dalam pencapaian serta pelaksanaan tugas dapat terlaksanakan dengan baik serta tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Pegawai memiliki sifat dan tingkah laku atau perilaku yang beda, oleh karena itu, tugas pimpinan untuk mengetahui perilaku pegawainya, yang kemudian dapat diarahkan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan perilaku setiap pegawai. Hal tersebut dapat memotivasi pegawai untuk melakukan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya dapat meningkatkan prestasi kerja yang tinggi, demikian juga prestasi kerja pegawai pada BKKBN Propinsi Jawa Barat, dapat dicapai melalui perilaku organisasi yang dipraktekan oleh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya. Prestasi kerja itu sendiri merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan dan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Item Type: Article
Subjects: Laporan Kerja Praktek > Fakultas Sospol > Ilmu Pemerintahan > 2006
Divisions: Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Pemerintahan (S1)
Depositing User: Admin Repository
Date Deposited: 16 Nov 2016 07:44
Last Modified: 16 Nov 2016 07:44
URI: http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/8662

Actions (login required)

View Item View Item