Laporan Praktek Kerja Lapangan “Di Program Acara Jelang Siang Stasiun Televisi Trans TV”

Siswardani, Resi (2007) Laporan Praktek Kerja Lapangan “Di Program Acara Jelang Siang Stasiun Televisi Trans TV”.

Full text not available from this repository.
Official URL: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=rea...

Abstract

PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada Oktober 1998 setelah lulus uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen. Berdirinya Trans TV sesuai dengan surat keterangan Menteri Penerangan SK Menpen No. 384 / SK / Menpen / 1998 yang diterbitkan Departemen Penerangan Republik Indonesia. Trans TV mulai mengudara secara teknis pada 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknis selama beberapa jam perhari. Pada 25 Oktober Trans TV mulai menyiarkan program yang bertajuk Trans Tune-in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut, Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, sebuah kawasan perbelanjaan paling luas di ibukota Jawa Barat. Program Trans Tune-in ini dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian video klip. Divisi pemberitaan menyajikan program Jelajah yang berisi paket- paket feature. Pada akhir pekan, para penonton bola dapat menyaksikan siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol La Liga. Pada 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari Gedung Trans TV. Secara berurutan menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terakhir Medan mulai berfungsi, sehingga memperluas jangkauan siaran Trans TV ke berbagai wilayah utama Indonesia. Kalangan pertelevisian, menjadikan tujuh kota ini sebagai indikator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari suatu program maupun stasiun TV, dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung dengan metode random sampling dengan bantuan people meter. Berkat perencanaan yang baik, Trans TV bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata- rata paling rendah dibandingkan stasiun televisi lainnya. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran Trans TV.

Item Type: Article
Subjects: Laporan Kerja Praktek > Fakultas Sospol > Ilmu Komunikasi > 2007
Divisions: Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi (S1)
Depositing User: Admin Repository
Date Deposited: 16 Nov 2016 07:45
Last Modified: 16 Nov 2016 07:45
URI: http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/9423

Actions (login required)

View Item View Item