Nurrohmah, Oom (2011) Pembudayaan kegemaran membaca.
Full text not available from this repository.Abstract
Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata Pustakawan? Tentulah kiranya, bagi sebagian besar orang, profesi pustakawan masih menjadi hal yang asing. Profesi yang kurang ��mentereng��, atau bisa dikatakan ��kurang berkelas�� dibandingkan dengan, misalnya, Dokter, Akuntan, atau Dosen sekalipun.Pendapat di atas tidaklah berlebihan mengingat memang demikianlah faktanya yang terjadi di masyarakat luas. Tetapi, benarkah demikian? Padahal kalau kita sejenak melihat ke belakang, sejarah membuktikan bahwa profesi pustakawan pada masa lalu sangat dihargai sebagai sebuah profesi yang terhormat. Bahkan, beberapa pustakawan diangkat menjadi penasihat penguasa. Bagaimana dengan kita? Banggakah kita menyandang profesi pustakawan? Sudah seharusnyalah kita bangga dengan pofesi kita sebagai pustakawan. Di negara-negara maju semua spesialis sudah menjadi profesi yang diakui, termasuk profesi pustakawan. Hidup di sebuah Negara yang minat baca atau budaya literasinya masih rendah, pustakawan harus senantiasa meningkatkan kecerdasan emosional (bersabar), karena hanya orang yang berilmulah yang akan menghargai ilmu. Tantangan bukan hanya datang dari masyarakat, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pun dapat menjadi ancaman bagi eksistensi pustakawan. Banyak pekerjaan teknik keperpustakaan kini diambil alih oleh komputer, sehingga semakin sempit lahan untuk memperoleh angka kredit pustakawan. Tantangan juga datang dari pemerintah yang kurang ramah terhadap profesi pustakawan. Indikator dari sikap pemerintah ini adalah pemberian penghargaan berupa tunjangan jabatan yang nilainya tidak seberapa. Malah di pemerintahan daerah kota/kabupaten masih saja ada daerah yang tidak memasukkan jabatan fungsional pustakawan pada lajur administrasi kepegawaiannya. Sebagai akibatnya, daerah tersebut tidak memiliki pustakawan. Mungkin karena ancaman-ancaman seperti itulah akhirnya pustakawan dianggap sebagai sebuah profesi yang jarang diminati oleh para generasi muda. Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai pustakawan?Langkah pertama yang harus kita miliki adalah sikap tenang dan yakin bahwa profesi pustakawan adalah profesi yang sangat prospektif di masa depan. Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Apabila kita melakukan introspeksi (inward looking), sebenarnya pustakawan sanagat diuntungkan dalam posisinya seperti sekarang ini. Betapa tidak, pustakawan adalah sebuah profesi yang dapat meningkatkan kapasitas atau potensi diri sepanjang hayat karena setiap hari harus bergulat dengan beragam sumber informasi.Hal lain yang harus dilakukan adalah mencoba melihat dunia eksternal (outward looking). Bidang keperpustakaan bukanlah sebuah bidang yang berdiri sendiri, lepas dari bidang-bidang lainnya, melainkan saling berkait dan saling mengisi. Perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal akan membawa dampak pada bidang kita. Kita hanyalah subsitem dari sebuah system ilmu pengetahuan yang luas ini. Dengan demikian, bidang garapan atau lapangan keperpustakaan dan kepustakawanan (library and librarianship) sebenarnya cukup luas juga
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pustakawan,librarya, reading habits |
Subjects: | Prosiding |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:57 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:57 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/18735 |
Actions (login required)
View Item |