Analisis Semiotika Foto Esai Sugar Cane Blues (Kajian Semiotika terhadap Foto Esai Kesunyian Industri Gula di Colomadu karya Eddy Hasby)

Pitalokasari, Dewi (2002) Analisis Semiotika Foto Esai Sugar Cane Blues (Kajian Semiotika terhadap Foto Esai Kesunyian Industri Gula di Colomadu karya Eddy Hasby).

Full text not available from this repository.
Official URL: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=rea...

Abstract

Foto Esai adalah rangkaian foto yang bercerita mengenai fenomena yang ada di sekitar manusia dengan menggunakan media foto. Dalam foto esai, seorang fotografer hanya mengangkat persoalan tanpa menyelesaikannya. Sebagai media utama, foto harus mampu bercerita secara visual. Foto Esai Sugar Cane Blues merupakan foto yang bercerita mengenai fenomena yang terjadi pada industri gula. Seperti diketahui bahwa perindustrian gula di Indonesia pada era ‘30-an mengalami masa keemasan. Perusahaan perkebunan mulai berkembang di Indonesia dengan pesat dimulai pada tahun 1870, ketika di Belanda mengalami proses industrialisasi liberalisme sebagai ideologi yang dominan. Maka sejak saat itu para investor modal mencari penyalurannya ke perusahaan perkebunan. Dibukanya Terusan Suez turut mendukung lancarnya komunikasi antara Indonesia dengan Eropa. Prinsip-prinsip dalam ekonomi liberal memberikan kebebasan kepada petani untuk menyewakan tanahnya bagi penyelenggaraan perusahaan perkebunan. Sejak saat itu pabrik-pabrik gula menjamur terutama di pulau Jawa. Dengan pecahnya Perang Dunia II, perindustrian gula merosot tajam, tanah-tanah yang digunakan untuk perkebunan tebu beralih menjadi persawahan karena kebutuhan pangan terus meningkat. Setelah merdeka, permasalahan semakin kompleks. Selain lahan pertanian yang semakin menyempit, masalah juga ditimbulkan oleh manajemen parik gula yang kurang baik, karena masih terdapat korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta sifat-sifat yang ditinggalkan oleh kolonialisme masih melekat dalam tubuh perusahaan. Kurangnya biaya perawatan untuk memelihara peralatan pabrik yang sudah lebih dari 100 tahun, sehingga mesin-mesin yang ada menjadi keropos dan tak terpelihara. Masa tanam yang tidak memenuhi standart menjadikan kualitas sucrose yang dihasilkan menjadi berkurang. Selain itu pemerintah mengimpor gula putih dan mentah tanpa mempertimbangkan kebutuhan produksi dalam negeri. Dari permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, maka foto esai diteliti dengan menggunakan analisis semiotika. Analisis ini menganalisa tentang makna tanda yang muncul dalam foto yang bersifat konotatif menurut Roland Barhes, yaitu teknik pengambilan gambar dengan menggunakan pendekatan Arthur Asa Berger, komposisi, dan makna tanda lainnya . Dalam penelitian ini foto diambil sebanyak 7 buah terdiri dari "Pernah Berjaya, Rantai Putus, Sarang Laba-laba, Penuh Karat, Tak Lagi Berasap, Menanti Nasib, Tinggal Kenangan.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa foto ini merupakan kritik kepada pemerintah tentang keadaan yang dialami oleh perusahaan perkebunan. Kririk agar pemerintah memperhatikan keadaan yang sekarat dari pabrik gula. Jatuhnya pabrik gula Colomadu merupakan simbolisasi dari rontoknya kejayaan perindustrian gula di Indonesia. Pemerintah harus mampu mengatasi permasalahan yang timbul agar tidak berlarut-larut yang nantinya akan menyebabkan jatuhnya pabrik gula yang lain.

Item Type: Article
Subjects: Collections > Koleksi Perpustakaan Di Indonesia > Perpustakaan Di Indonesia > JIPTUMM > S1-Final Project > Dept. Of Communication Science > 2002 > Event Semester
Divisions: Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM
Depositing User: Admin Repository
Date Deposited: 16 Nov 2016 07:37
Last Modified: 16 Nov 2016 07:37
URI: http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/3049

Actions (login required)

View Item View Item