Triono, Wawan and Yuda Manggala, Imama (2002) Analisa Kecelakaan pada Ruas Jalan Blitar – Garum (S.Baya Sta. 158 600 – Sta. 165 000).
Full text not available from this repository.Abstract
Jalan jalur Blitar-Garum merupakan jalur luar kota yang mempunyai perkembangan lalu-lintas yang menerus sepanjang waktu, hal ini disebabkan banyaknya aktivitas masyarakat sepanjang sisi jalan. Guna memperlancar aktivitas masyarakat tersebut jalan harus mampu memberikan pelayanan yang optimal. Dilihat dari karakteristik geometriknya, ruas jalan Blitar-Garum diklasifikasikan ke dalam alinyemen datar, yaitu adanya tingkat kelandaian rata-rata yang rendah. Suatu jalan yang memiliki tingkat pelayanan yang baik mempunyai kecepatan arus lalu lintas tinggi membutuhkan desain geometrik yang memadai dan tingkat kenyamanan serta keamanan yang tinggi juga. Dari data kepolisian menunjukkan pada kurun waktu enam bulan (1 januari 2001-25 juni 2001) telah terjadi 30 peristiwa kecelakaan dengan perincian 9 tabrakan depan-depan, 3 tabrakan depan-belakang, 8 serempetan, dan 8 tabrakan depan-samping. Panjang ruas jalan yang diamati sepanjang  6,4 km dan total lalu lintas yang lewat sebanyak 14.723 smp/hari. Dari hasil pengukuran lapangan diperoleh data lebar jalan rata-rata diketahui bahwa lebar lajur lalu lintas rata-rata pada daerah rawan tersebut adalah 2 x 3,00. Ukuran lebar lajur lalu lintas sebesar ini, sesuai dengan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 30/1970, ruas jalan antara Blitar-Garum dimasukkan ke dalam jalan kelas II C yang hanya bisa melayani LHR kurang dari 2000 satuan mobil penumpang. Data lintas harian rata-rata yang ada pada lampiran memperlihatkan bahwa pada ruas jalan Blitar-Garum perlu dilakukan usaha pelebaran perkerasan jalan untuk bisa menampung lintas harian rata-rata sebesar 14.723 smp, atau dengan kata lain menaikkan kelas jalan dari kelas jalan sebelumnya, yaitu dari kelas jalan II C ke kelas jalan II A yang mempunyai lebar perkerasan 2 x 3,50. Pada analisa perhitungan kecepatan rata-rata dan jarak pandangan henti diketahui bahwa kecepatan rata-rata kendaraan pada semua daerah pengamatan berada di atas kecepatan arus bebas, ini menjadi salah satu penyebab terjadinya tabrakan depan-belakang. Hal ini bisa terjadi jika pengemudi mengikuti mobil atau kendaraan di depannya terlalu dekat atau gagal mengatur kecepatan kendaraannya pada tingkat yang aman di saat pandangan matanya terhalang sebuah obyek tertentu.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Collections > Koleksi Perpustakaan Di Indonesia > Perpustakaan Di Indonesia > JIPTUMM > S1-Final Project > Dept. Of Civil Engineering > 2002 > Even Semester |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Perpustakaan UNIKOM |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:37 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:37 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/3072 |
Actions (login required)
View Item |