Hendra Guntara, Asep (2007) Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Di PT. Telkom Kandatel Bandung Bagian Sales Wireline.
Full text not available from this repository.Abstract
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM atau perseroan, merupakan perusahaan informasi komunikasi (Infocom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap ( full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetapkabel ( fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data dan internet serta jasa multimedia lainnya dan network dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Pada akhir September 2005, perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di sembilan anak perusahaan, termasuk di PT. Telekomunikasi seluler (telkom), yang memiliki pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi didunia. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing dan sisanya oleh investor local sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saat ini berkisar 15% dari totalkapitalisasi pasar di BEJ. TELKOM mencatat sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu (BEJ), Bursa Efek Surabaya(BES), New York Stoct Exchange (NYSE), London Sb Excange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) . Pada tahun 2005, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan BEJ dan Closing bell ceremony di New York Stock Exchangedan sekaligus sebagai komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12.4 juta, sementara pelanggan selular sebanyak 23.5 juta. 1.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Pada tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang bergerak dibidang ekspedisi surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraph Internasional. Jasa telepon mulai ada di Indonesia pada tahun 1882 hingga tahun 1906, bentukperusahaannya adalah swasta tetapitelah mendapatkan ijin dari pemerintah selama 25tahun. Pada tahun 1906 pemerintah kolonial Belanda membentuk Departemen untuk mengawasi kegiatan jasa pos dan Telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1961, jasa pos dan telekomunikasi baru berdiri dengan bntuk perusahaan pemerintah pertama agar menjaga jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatra, dimana mulai terbentuk pada tahun 1970 secara nasional. Pemerintah memisahkan jasa pos dengan telekomunikasi pada tahun 1965 kedalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro, PN Telekomunikasi, dan kemudian pada tahun 1974, PNTelekomunikasi terbagi menjadi dua perusahaan milik Negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) dan PT. Inti, untuk peningkatan jasa telekomunikasi dalam dan luar negeri, juga pembuatan peralatan Telekomunikasi pada khususnya. Pada tahun 1980, Bisnis Telekomunikasi Internasional dipindahkan dari Perumtel ke Indosat. Pada tahun 1991, Pemerintah mengubah perumtel dari Perusahaan Umum menjadi perusahaan negara dengan layanan untuk masyarakat umumm sebagai tujuan utama perusahaan, yaitu “persero”, Perusahaan Negara mempunyai keterbatasan kewajiban untuk tujuan komersial, dan berubah nama menjadi Perusahaan Perseroan ( persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, yang juga dikenal dengan nama TELKOM yang disyahkan pada tahun 1995. Bisnis TELKOM terbagi menjadi 12 unit operasi regional, yang dikenal dengan nama “witel”, dimana secara terpusat dokontrol oleh kantor TELKOM di Bandung, Jawa Barat. Tiap witel mempunyai struktur manajemen tersendiri yang bertanggung jawab untuk segala aspek bisnis TELKOM dalam wilayah mereka, dari penyediaan jasa telepon hingga kegiatan manajemen dan pengamanan, meskipun mereka bukan merupakan perusahaan berorientasi keuntungan yang terpisah. Bisnis sampingan tersebut, tidak dioperasikan oleh TELKOM secara langsung seluruhnya tapi melalui kerja sama Joint Venture dimana TELKOM mempunyai keuntungan langsung dan tidak langsung. Kemudian bisnis selular analog dioperasikan oleh TELKOM dengan perjanjian pembagian keuntungan bersama investor. (lihat perjanjian kerjasama dan Joint Venture). Hal ini menjadikan perhatian lebih bagi perusahaan untuk mengubah penambahan bisnis sampingan (Related Businesses) kearah kerjasama Joint Venture. Perusahaan juga merencanakan untuk mendelegasikan perusahaan luar ( Out Source) untuk jasa pendukung bisnis sebagai bagian dari restrukturisasi. Juga sebagai bagian dari restruktirisasi, TELKOM menghilangkan struktur witel dan membuat delapan Divisi Operasi pada tanggal 1 juli 1995, termasuk tujuh divisi regional dimana penyediaan jasa telepon tidak berdasarkan wilayahnya dan divisi jasa jaringan dimana menyediakan jasa sambungan local jarak jauh melalui operasi secara nasional insfrastruktur jaringan transmisi. Fungsi tiap divisi adalah terpisah, team bergerak dalam desentrialisasi (tidak terpusat) manajemen dan aspek biaya dan keuntungan dibagi terpisah, dengan menjaga internal aspek keuangan masing masing. Perusahaan juga mengorganisasikan jasa pendukung bisnis untuk penyediaan jasa informasi, memperbaiki,pelatihan dan pendukung manajemen dalam Divisi Regional TELKOM. Dari divisi I sampai VII mewakili wilayah geografis Indonesia seperti : Divisi I Sumatra, Divisi II Jakarta, dan wilayah sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa tengah, Divisi V Jawa timur, termasuk Surabaya, Divisi VI Kalimantan Dan Divisi VII Indonesia Timur. Pemetaan terangkum dari lokasi wilayah Divisi divisi I, II, II, IV, V, VI, VII beroperasi dengan unit KSO dengan mewakili nama TELKOM dan untuk dan bagi TELKOM dan investor KSO masuk tanggal 1 Januari 1996.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Laporan Kerja Praktek > Fakultas Sospol > Public Relations > 2007 |
Divisions: | Universitas Komputer Indonesia > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 16 Nov 2016 07:45 |
Last Modified: | 16 Nov 2016 07:45 |
URI: | http://repository.unikom.ac.id/id/eprint/9415 |
Actions (login required)
View Item |